Hot Posts

Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar

SELAMAT DATANG DI BLOG GURU DION INDONESIA

Perkenalkan ngaran ulun Bapak Agus dari SMP Mitra Kasih Banjar. Ulun Sahabat Teknologi 2023 Provinsi Kalimantan Selatan. Ulun mewakili Kabupaten Banjar. Mohon dukungan dan doa pian sabarataan, agar ulun dapat melaju ke Tingkat Nasional sebagai Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 mewakili Kalimantan Selatan. Terima kasih nggih, ulun minta rela, minta ikhlas, minta Ridha lawan pian sabarataan.

Comments

4/comments/show

Sudahkah Guru Merasa Merdeka Saat “Merdeka Belajar” Diterapkan?



Oleh: Dionisius Agus Puguh Santosa, SE, MM

SMP Mitra Kasih Banjar

Penulis adalah lulusan Program Magister Manajemen pada STIE Pancasetia Banjarmasin. Penulis menyukai bidang jurnalistik dan bidang literasi pada umumnya. Bagi penulis profesi mengajar adalah sesuatu yang menggembirakan karena kita bisa berbagi ilmu sekaligus pengalaman hidup kepada murid-murid yang kita didampingi. Komunikasi yang intens dengan para siswa terjalin melalui dialog, baik di dalam kelas, hingga di dunia maya.

 


“Di mana ada kebebasan di situ harus ada disiplin yang kuat. Sungguh disiplin itu disiplin diri, yaitu kita sendiri mewajibkan dengan sekeras-kerasnya. Dan peraturan yang disetujui harus ada di dalam suasana yang merdeka.”

Ki Hajar Dewantara

 

Dalam peluncuran Merdeka Belajar Episode 1, Mendikbud Anwar Nadiem Makarim menyampaikan “Empat Pokok Kebijakan Pendidikan”, yang salah satunya menyebut tentang penyederhanaan RPP, yang semula memuat 13 komponen, disederhanakan menjadi 3 komponen saja.

Tentu kabar baik ini menjadi salah satu kabar yang selalu ditunggu-tunggu oleh Bapak dan Ibu guru yang bertugas di semua sekolah pada semua jenjang, dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas yang terletak paling utara di wilayah Kepulauan Indonesia hingga ke Pulau Rote yang menjadi wilayah paling selatan dari Indonesia.

 

Sumber foto: https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsep-merdeka-belajar-dan-guru-penggerak


Pertama Digulirkan Langsung Viral

Pidato Mas Menteri yang dirilis pada 22 November 2019 menyambut Peringatan HGN (Hari Guru Nasional) langsung viral tatkala wacana “Merdeka Belajar” dan “Guru Penggerak” mulai didengungkan.

Ketika itu Mas Menteri memperkenalkan konsep “Merdeka Belajar” dan “Guru Penggerak” dan penjelasan itu berhasil menarik perhatian banyak pihak, teristimewa mereka-mereka yang mempunyai perhatian terhadap perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan di tanah air.

Dari waktu ke waktu, konsep “Merdeka Belajar” ini ternyata terus berjalan dan berkembang. Dan hingga hari ini, sudah 19 episode digulirkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.


Peran Guru dalam Merdeka Belajar

Sebagai seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah swasta di Kabupaten Banjar, penulis selalu berusaha mengikuti perkembangan dan segala informasi yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, termasuk yang berkaitan dengan “Merdeka Belajar”.

Saat Merdeka Belajar episode 1 yang memuat: Asesmen Nasional, USBN, RPP dan PPDB diberlakukan, penulis sudah mengalami apa itu Asesmen Nasional atau lebih populer dengan istilah AN. Sebelum pelaksanaan AN 2021 lalu, penulis ikut terlibat dalam dinamika tim persiapan ANBK (Asesmen Nasional Berbasis Komputer) bagi siswa.



Agar siswa dapat mengikuti pelaksanaan ANBK dengan baik, maka penulis bersama tim yang sudah ditunjuk oleh Kepala Sekolah melakukan pendampingan kepada siswa di kelas-kelas yang sudah ditentukan. Kepada siswa diperkenalkan bentuk-bentuk soal-soal ANBK yang berbeda dengan soal-soal UN (Ujian Nasional).

Tentu selama beberapa tahun terakhir, siswa-siswi kita sudah terbiasa menjumpai bentuk-bentuk soal pilihan ganda, isian, dan esai sesuai dengan model soal-soal yang terdapat pada UN.

Sedangkan pada pelaksanaan ANBK, siswa-siswi akan berhadapan dengan bentuk soal lainnya, misalnya pilihan ganda kompleks, pilihan benar salah, pilihan menjodohkan, soal uraian yang mewajibkan siswa memberikan jawaban dengan jumlah karakter tertentu. Selain itu, soal-soal ANBK juga banyak memuat teks bacaan yang panjang-panjang, ditambah dengan teks berbentuk grafis, grafik, tabel, dan lain sebagainya.

Tentu untuk mengubah paradigma pemahaman siswa-siswi yang selama ini sudah  terbiasa mengerjakan model soal-soal berformat UN. Perlu usaha sedikit ekstra untuk membiasakan siswa agar terarah dan memahami model-model soal yang lebih kompleks yang akan mereja jumpai saat ANBK dilangsungkan.

Selain itu, penulis dan beberapa guru yang ditunjuk juga berkesempatan mengisi survei lingkungan belajar pada hari-hari pelaksanaan ANBK di sekolah kami pada minggu terakhir di bulan November 2021 lalu. Meskipun saat ini penulis berkedudukan sebagai guru, namun tidak berarti untuk menyelesaikan pengisian survei ini berjalan dengan sangat mudah.

Jumlah butir pertanyaan yang cukup banyak, dengan teks yang lumayan panjang-panjang, terasa melelahkan. Selama mengerjakan soal-soal dalam survei lingkungan belajar ini pun penulis harus berkonsentrasi penuh, agar antara jawaban yang satu dengan jawaban lainnya yang saling berkaitan dapat konsisten dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.

 

Wacana dan Praktik RPP Satu Lembar

Saat penulis mendengar pidato Mas Nadiem terkait dengan Merdeka Belajar episode 1 terkait RPP 1 lembar, dalam hati penulis bersorak begitu girangnya. Dan penulis meyakini bahwa Bapak dan Ibu guru di seluruh Indonesia pun menyambut kabar baik ini dengan penuh kegembiraan.

Awal-awal penulis mencoba membuat RPP 1 lembar ini memang terasa tidak semudah membalikkan telapak tangan ini. Dan langkah pertama yang penulis lakukan adalah mencari beberapa contoh pembuatan RPP 1 lembar ini melalui berbagai situs pendidikan yang menyajikan contoh-contoh yang memadai. Salah satunnya adalah situs Ayo Guru Berbagi di alamat https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id yang banyak menyediakan koleksi RPP 1 lembar.

Selain itu penulis juga memperoleh contoh RPP 1 lembar yang bentuknya standar dari sekolah. Semua contoh-contoh yang ada penulis pelajari dengan baik, sebelum akhirnya penulis jadikan panduan untuk membuat RPP 1 lembar sesuai mata pelajaran yang penulis ajarkan di kelas, yaitu Bahasa Indonesia di kelas 7 SMP, IPS di kelas 9 SMP, dan PPKn di kelas 10 dan 11 SMA.


NGUPING SATUGURU - Filosofi Ki Hajar Dewantara VS Peradaban digital


Ikut Guru Penggerak, Siapa Takut?

Episode berikutnya dari program Merdeka Belajar yang penulis ikuti adalah “Program Guru Penggerak” yang masuk dalam episode ke-5. Penulis sendiri berkesempatan mendaftar dalam Program Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan ke-6 pada bulan Februari 2022 lalu.

Perjuangan untuk mendaftar Guru Penggerak Angkatan ke-6 ini pun tak semudah yang penulis pikirkan sebelumnya. Selain memerlukan rekomendasi dan surat izin dari Kepala Sekolah, penulis juga harus mengisi sejumlah esai yang terdapat dalam LMS Program CGP.

Meskipun dalam kesempatan ini penulis dinyatakan belum lolos di tahap 1, namun pengalaman yang sudah penulis dapatkan bisa menjadi bekal yang bermakna untuk kembali mencoba mendaftar Program CGP angkatan-angkatan selanjutnya.

 

Setelah Ini Apalagi?




Sumber ilustrasi Peta Penerapan Kurikulum Merdeka di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota: https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/


Dalam Merdeka Belajar episode 15, Kemendikbudristek meluncurkan “Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar”. Tentu untuk memahami keduanya dengan baik penulis memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Secara pribadi penulis berkeyakinan bahwa episode-episode berikutnya dari program “Merdeka Belajar” masih akan terus berlanjut. Dan pastinya, di setiap episodenya memerlukan peranserta dan partisipasi pihak-pihak yang dilibatkan di dalamnya; mengingat program “Merdeka Belajar” ini menyentuh semua jenjang pendidikan yang ada di Indonesia, mulai dari jenjang PAUD hingga jenjang Perguruan Tinggi.

“Setelah Ini Apalagi?”, tentu pertanyaan ini akan selalu ada di hati penulis dan juga Bapak dan Ibu guru dan dosen di seluruh penjuru Tanah Air. Dan jawaban yang bisa kita berikan atas pertanyaan itu adalah menjalankan kewajiban kita masing-masing dengan sebaik-baiknya sesuai porsi yang kita terima.

Pertanyaan berikutnya yang akan muncul adalah, “Sudahkah guru merasa merdeka saat “Merdeka Belajar” diterapkan?”

 

Bahan Bacaan :

Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak, di alamat https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsep-merdeka-belajar-dan-guru-penggerak, diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 12.42 Wita.

Merdeka Belajar, di alamat http://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/merdeka-belajar, diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 10.15 Wita.

Apa Arti Merdeka Belajar Kemdikbud untuk Siswa dan Orang Tua?, di alamat https://blog.kejarcita.id/apa-arti-merdeka-belajar-kemdikbud-untuk-siswa-dan-orang-tua/, diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 13.43 Wita.

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim Senang Rektor UGM Dijabat Kalangan Perempuan, di alamat https://tekno.tempo.co/read/1593537/menteri-pendidikan-nadiem-makarim-senang-rektor-ugm-dijabat-kalangan-perempuan , diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 14.11 Wita.

Implementasi Kurikulum Merdeka, di alamat https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/ , diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 13.20 Wita.

Syarat-syarat Tercapainya Indikator Keberhasilan “Merdeka Belajar", di alamat https://www.gatra.com/news-514208-info-pendidikan-syarat-syarat-tercapainya-indikator-keberhasilan-merdeka-belajar.html, diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 13.58 Wita.

Merdeka Belajar dan Paradigma Kebijakan Pendidikan, di alamat https://pspk.id/merdeka-belajar-pspk/, diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 14.20 Wita.

Merdeka Belajar Episode 1, di alamat https://www.youtube.com/watch?v=vh-rdXvt0Dw, diakses pada 25 Mei 2022, pkl. 14.40 Wita.

Subscribe to receive free email updates:

4 Responses to "Sudahkah Guru Merasa Merdeka Saat “Merdeka Belajar” Diterapkan?"