Hot Posts

Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar

SELAMAT DATANG DI BLOG GURU DION INDONESIA

Perkenalkan ngaran ulun Bapak Agus dari SMP Mitra Kasih Banjar. Ulun Sahabat Teknologi 2023 Provinsi Kalimantan Selatan. Ulun mewakili Kabupaten Banjar. Mohon dukungan dan doa pian sabarataan, agar ulun dapat melaju ke Tingkat Nasional sebagai Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 mewakili Kalimantan Selatan. Terima kasih nggih, ulun minta rela, minta ikhlas, minta Ridha lawan pian sabarataan.

Comments

4/comments/show

Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 29)

Saat Kita Berada di Simpang Putus Asa (https://www.oprahdaily.com/)

 

Hmm, pernahkah Bapak dan Ibu guru mengalami patah semangat atau mendadak kehilangan semangat menulis saat sedang mengikuti sebuah even atau kompetisi menulis yang dilakukan secara marathon (1 minggu 1 postingan, 1 minggu berturut-turut, 15 hari berturut-turut, 30 hari menulis, 40 hari menulis, atau bisa jadi durasinya lebih panjang lagi)?

Di saat-saat seperti ini rasa-rasanya ingin berhenti menulis, lalu menutup laptop dan tidur atau menyibukkan diri dengan aktivitas lainnya. Setelah itu esok harinya tidak menulis lagi untuk kompetisi atau lomba yang sama. Istilah kerennya tutup buku, ibarat laporan keuangan di akhir bulan yang telah selesai dilaporkan pertanggung jawabannya.

Kadang kondisi ini bisa kita alami di minggu-minggu awal mengikuti lomba atau kompetisi. Ada pula yang mengalaminya di pertengahan perjalanan. Bahkan ada yang tiba-tiba memutuskan berhenti menulis di hari-hari terakhir menjelang pelaksanaan lomba atau kompetisi ditutup.

Tentu akan ada rasa penyesalan yang akan kita alami. Pun rasa kecewa di dada yang tak bisa kita hapuskan dengan mudahnya.

Jika memang ada alasan yang tepat yang kemudian mengharuskan kita mengakhiri keikutsertaan kita pada sebuah even menulis, rasanya hal tersebut sah-sah saja dan bisa diterima secara logika. Namun jika tidak ada alasan yang berarti, maka ada baiknya kita pertimbangkan lagi. Mengapa demikian?

Alasan pertama, untuk mengikuti sebuah lomba biasanya memerlukan sejumlah persiapan yang memadai, apalagi bila lomba atau kompetisi menulis yang diikuti bersifat marathon dalam rentang waktu yang sudah ditentukan. Apabila Bapak dan Ibu guru sudah melakukan persiapan yang sedemikian panjang, lalu tiba-tiba hendak berhenti di tengah jalan, maka sebaiknya dipikir dan ditimbang-timbang lagi.

Alasan kedua, beberapa kompetisi atau lomba menulis ada yang menyertakan biaya pendaftarannya. Apalagi bila biayanya lumayan besar untuk ukuran kita, maka ada baiknya kita meneruskan keikutsertaan kita pada lomba tersebut.

Alasan ketiga, bila kita sering mengikuti berbagai tantangan lomba menulis, maka dengan sendirinya kita bisa mengukur diri sejauhmana kemampuan menulis yang sudah kita kuasai sampai detik ini. Penulis sendiri justru memperoleh banyak manfaat dalam berbagai lomba menulis yang pernah atau sedang penulis ikuti.

Alasan keempat, jika kita mampu bertahan hingga di akhir pelaksanaan suatu lomba atau kompetisi menulis, maka kita akan dapat merayakan keberhasilan menaklukkan tantangan yang diberikan bersama para peserta lomba lainnya. Ini adalah pengalaman spesial dan istimewa yang hanya bisa dialami oleh para peserta lombanya.

Alasan kelima, bisa Bapak dan Ibu tambahkan sendiri sesuai dengan pendapat dan pemikiran masing-masing. Barangkali alasan kelima ini akan Bapak dan Ibu kaitkan dengan alasan pertama, kedua, ketiga, dan atau keempat.

Setelah Bapak dan Ibu guru sampai di bagian terakhir tulisan ini, sebuah pertanyaan akan saya lontarkan: "Apakah Bapak dan Ibu tetap melanjutkan tantangan menulis dari Om Jay di hari ke-29, 30, dan 31 nanti?"

Semoga jawaban "ya" menjadi pilihan kita semua.


Banjarmasin, 8 Juli 2022

Salam literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin

Subscribe to receive free email updates:

6 Responses to "Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 29)"

  1. Keren tulisananya, terima kasih guru Dion 😊🙏

    ReplyDelete
  2. Iya ,jangan sampai berhenti di pertengan akan menyela dan merugikan diri sendiri,karena tidak menulis 😁

    ReplyDelete
  3. Menulislah setiap hari dan buktikan yang terjadi, kalimat indah OM jay

    ReplyDelete
  4. Ayo teruskan pak Dion ..bungkus...jadi buku solo...

    ReplyDelete
  5. Keren...tantangan sebentar lagi finish. Bisa satu buku solo

    ReplyDelete
  6. Mari Ibu Elmi, Ibu Maesa, Ibu Sri Wulan, Ibu Sri Yamini, dan Bapak Rusma, mari kita wujudkan buku solo masing-masing ya. Semangat menulis semua. Terima kasih.

    ReplyDelete