Hot Posts

Berkolaborasi dan Bertransformasi Menumbuhkan Ekosistem Digital Menuju Merdeka Belajar

SELAMAT DATANG DI BLOG GURU DION INDONESIA

Perkenalkan ngaran ulun Bapak Agus dari SMP Mitra Kasih Banjar. Ulun Sahabat Teknologi 2023 Provinsi Kalimantan Selatan. Ulun mewakili Kabupaten Banjar. Mohon dukungan dan doa pian sabarataan, agar ulun dapat melaju ke Tingkat Nasional sebagai Duta Teknologi Kemendikbudristek 2023 mewakili Kalimantan Selatan. Terima kasih nggih, ulun minta rela, minta ikhlas, minta Ridha lawan pian sabarataan.

Comments

4/comments/show

Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 6)

Foto Chairil Anwar yang banyak menghiasi berbagai media dan penerbitan di alamat: https://dialektis.co/chairil-anwar-di-keabadian-walau-singkat-namun-melegenda/

 

Kalau sampai waktuku

'Ku mau tak seorang 'kan merayu

Tidak juga kau

 

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

dari kumpulannya terbuang

 

(Chairil Anwar, “Aku”, Maret 1943)

 

Cuplikan puisi berjudul “Aku” karya salah satu maestro sastrawan Indonesia di atas tentu tidak asing lagi bagi kita semua. Penulisnya adalah Chairil Anwar yang merupakan salah satu sosok terkenal dalam kelompok sastrawan Angkatan 45.

Menurut H.B. Jassin dalam bukunya yang berjudul Chairil Anwar, Pelopor Angkatan 45 disebutkan bahwa berdasarkan hasil penelusurannya kala itu, terdapat 69 sajak asli karya Chairil Anwar, 4 sajak saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, 4 prosa terjemahan. Total semua karya Chairil Anwar yang berhasil dikumpulkan oleh H.B. Jassin sebanyak 93 tulisan.

Jumlah tersebut merupakan karya-karya Chairil Anwar yang dibuat antara tahun 1942 hingga 1949 atau dalam rentang waktu sekitar 7 tahun saja. Bahkan menurut H.B. Jassin, jumlah karya Chairil Anwar bisa jadi melebihi angka tersebut. Karena dari informasi dan fakta yang dikumpulkannya, masih ada karya-karya Chairil Anwar yang terserak di berbagai media, yang arsipnya tidak mudah untuk diperoleh kembali. Salah satu kendala yang ditemui H.B. Jassin adalah adanya karya-karya Chairil Anwar yang dimuat dalam media-media biasa atau bukan media yang secara khusus menerbitkan karya para sastrawan.

Jika menelusuri kisah-kisah yang dituturkan oleh H.B. Jassin dalam buku di atas, saya bisa membayangkan bagaimana kegundahan, kegalauan, pun kesusahan yang harus dialaminya selama proses pengumpulan materi dan karya-karya Chairil Anwar. Proses panjang yang melelahkan dan tentu makin bisa dibayangkan tingkat kesulitannya, mengingat di zaman itu belum ditunjang oleh kemajuan teknologi seperti sekarang ini.

Kondisinya hampir bertolak belakang 360 derajat dengan apa yang kita alami selama satu dasa warsa terakhir. Jika kita memerlukan informasi dan hal ikhwal mengenai Chairil Anwar, kita tinggal buka halaman Google, lalu mengetikkan “Chairil Anwar” di kolom pencarian. Dan ajaib, dalam waktu 0,39 detik, sebanyak 2.990.000 tautan rujukan tersedia bagi kita!

Bila pada masa itu H.B. Jassin bisa merasakan pengalaman seperti yang penulis alami hari ini, maka perjuangannya untuk mendapatkan informasi tentang Chairil Anwar tidak seheroik pengalaman yang pernah dituliskannya dalam buku tersebut.

Kepiawaian H.B. Jassin tentu tak diragukan lagi. Pada zaman itu beliau berhasil melakukan analisa yang begitu mendalam terhadap karya-karya Chairil Anwar. Dengan rinci H.B. Jassin bahkan mampu menjelaskan mana sajak Chairil Anwar yang asli, mana yang saduran, dan mana karya yang merupakan hasil terjemahan. Tanpa bantuan Google atau situs di internet, namun semua bisa dipaparkan dengan rinci dan mendetail.

Dalam buku tersebut, H.B. Jassin juga memberikan informasi penting tentang kiprah Chairil Anwar dalam proses berkarya yang dilakukannya. Dari informasi tersebut penulis mengetahuibahwa ternyata Chairil Anwar melakukan pengembangan atau penambahan terhadap karya-karya sajak atau syair-syair yang sudah pernah diterbitkan sebelumnya.

Menurut H.B. Jassin, Chairil Anwar semasa hidup menuliskan sajak-sajaknya “tidak” sekali jadi. Satu hari mungkin hanya satu baris saja yang dituliskannya. Ada kalanya 3 sampai 4 baris bisa dihasilkannya dalam waktu sehari, selanjutnya akan berproses terus sampai sebuah sajak dihasilkannya. Hal yang sama juga berlaku selama Chairil Anwar mengerjakan karya-karya terjemahan.

Sebagai seorang penulis, saya sangat terinspirasi dari perjalanan berkarya seorang Chairil Anwar dan H.B. Jassin. Teladan-teladan literasi yang dimiliki oleh Indonesia dan menjadi kebanggaan kita bersama.

 

Banjarmasin, 15 Juni 2022

Salam literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin


Sumber Bacaan:

Chairil Anwar di Keabadian Walau Singkat Namun Melegenda, dialamat https://dialektis.co/chairil-anwar-di-keabadian-walau-singkat-namun-melegenda/   diakses pada 15 Juni 2022 pkl. 08.32 Wita.

Chairil Anwar: Hasil Karya dan Pengabdiannya, Dra. Sri Sutjianingsih, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Jakarta: 2009.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 6)"