Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 15)
Menikmati Deburan Ombak Pantai Takisung, Januari 2013 (foto koleksi pribadi)
Tentu
pernah terbersit di benak Bapak dan Ibu guru semua tentang bagaimana nasib dari
setiap tulisan yang kita terbitkan. Setidak-tidaknya ada rasa takut, khawatir,
atau tidak percaya diri yang pernah muncul dan menghantui pikiran kita. Benarkah
demikian? Menurut
penulis pribadi, hal tersebut wajar adanya, apalagi ketika kita baru mulai
belajar untuk menulis.
Jangankan
untuk menulis artikel atau narasi yang panjang-panjang. Untuk menulis status di
media sosial pun bagi sebagian orang masih menjadi tantangan tersendiri yang
tidak mudah diatasi. Perasaan takut berlebihan atau tanpa alasan menjadi momok
tersendiri yang akan selalu menyisakan tanda tanya dan kekhawatiran.
Bertahun-tahun
yang lalu, penulis pernah mengalami situasi yang penulis gambarkan di atas.
Rasa tidak percaya diri seringkali membuat penulis ragu-ragu untuk mengirimkan
naskah atau artikel ke media yang menjadi tujuan penulis.
Sebagai
catatan untuk Bapak dan Ibu guru, juga para pembaca tulisan ini, pada masa-masa
itu, segala sesuatu masih bersifat konvensional, nyaris tanpa dukungan
teknologi digital seperti sekarang ini.
Jika
pun jaringan internet sudah tersedia, namun kala itu masyarakat di Indonesia
masih mengaksesnya melalui jasa warnet (warung internet) yang menjamur di
mana-mana. Namun animo masyarakat untuk terjun di dalamnya masih terbatas,
belum semasif apa yang bisa kita amati selama sepuluh tahun terakhir.
Sesuai
dengan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi
Republik Indonesia (Kemenkominfo), dan dirilis resmi melalui Media Indonesia online
pada Maret 2021, dapat diketahui bahwa 89% penduduk Indonesia sudah
memergunakan gawai (smartphone). Artinya, terdapat 167 juta orang dari
total penduduk Indonesia yang mencapai angka 270-an juta jiwa.
Tentu
jumlah ini akan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, apalagi selama
pandemi Covid-19 berlangsung, sebagian masyarakat kita lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk berkegiatan di rumah atau dari rumah saja untuk
memininalisir penyebaran virus Corona.
Kembali
kepada rasa kurang percaya diri dan kaitannya dengan aktivitas menulis yang
penulis singgung di atas, maka dalam artikel “Seri Motivasi Menulis Bagi Guru”
kali ini, ada beberapa tips yang ingin penulis bagikan kepada para pembaca
sekalian.
Tips
1. Menulislah “tanpa beban”. Menulislah
seperti saat kita ngobrol dengan orang-orang di sekitar kita. Di saat seperti ini kita bisa mengeluarkan
segala isi hati yang kita miliki dengan leluasa, tanpa beban dan tekanan.
Tips
2. Menulislah “tentang apa saja”.
Banyak topik atau tema yang bisa kita jadikan bahan tulisan yang menarik. Yang
perlu kita pikirkan adalah cara pengungkapannya kepada para pembaca. Dengan
mengetahui atau menguasai teknik penulisan yang memadai, maka tulisan yang kita
hasilkan akan terasa semakin menarik.
Tips.
3. Menulislah “sebagai sebuah proses”. Sebagian dari kita mungkin ada yang berkeinginan untuk
bisa menulis dengan baik dalam waktu yang singkat atau dengan cara instan. Adapun keinginan ini tidak bisa
disalahkan begitu saja, meskipun kita harus ingat kembali bahwa menulis itu
adalah sebuah proses. Dalam situasi ini, proses yang dijalani oleh setiap orang
akan berbeda-beda.
Tips
4. Menulislah dengan “penuh” optimis!.
Menulis dengan perasaan optimis akan menghasilkan energi positif melalui tulisan
atau artikel yang kita hasilkan. Sebuah artikel yang ditulis dalam balutan
perasaan khawatir dan was-was bisa jadi malah akan menghasilkan karya yang
memancarkan energi negatif bagi para pembacanya.
Semoga
4 tips sederhana di atas dapat dipraktikkan oleh Bapak dan Ibu guru atau pembaca
pada umumnya yang saat ini merasa masih berada dalam “tahap awal” belajar
menulis.
“Teruslah
menulis dan menulis dan lihatlah apa yang terjadi nanti!”
Banjarmasin,
24 Juni 2022
Salam
literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin
Sumber
Bacaan :
Wah betul sekali pak Dion...maju mundurnya motifasi yang ada dalam diriembuat semuanya kadang sulit untuk dikondisikan. Tapi walau demikian saya ingat aja Matra ajaib Omjay, "menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" , inilah penguat semangat penghilang semua rasa-rasa yang ada. Manjur sekali nih mantranya Omjay.
ReplyDeleteMantap selalu tulisannya pak dion
ReplyDeleteTerima kasih Ibu Elmi dan Ibu Sriwulan atas kunjungannya. Tetap semangat juga ya.
ReplyDelete