Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 14)
Aktivitas Menulis Bersama dalam Sebuah Kompetisi Blog Ibarat Mendaki Gunung Bersama Rombongan Menuju Puncak Tertinggi “Keberhasilan” di alamat: https://travel.detik.com/travel-news/d-5112159/catat-ini-daftar-peralatan-wajib-untuk-mendaki-gunung
Tak
terasa kita semua sudah berada di hari ke-14 kompetisi “Lomba Blog Menulislah
Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi” bersama Om Jay. Tentu dalam perjalanan selama 14 hari
ini, sudah banyak pengalaman sekaligus inspirasi yang sama-sama dapat kita peroleh
dari setiap artikel atau tulisan yang kita kunjungi (baca: hasil blog walking/BW).
Penulis
sendiri meyakini bahwa setiap tulisan atau artikel yang berhasil Bapak dan Ibu
guru tuangkan dalam blog-nya masing-masing telah mengalami proses yang “istimewa
dan khas” di
setiap harinya.
Yang
penulis maksud “istimewa” di sini adalah menyangkut eksistensi setiap tulisan
yang tidak bisa dilepaskan begitu saja dari kehidupan dan keseharian para
penulisnya.
Ada
yang gemar menulis cerita, entah itu cerpen atau cerbung, atau puisi. Ada yang
rajin bertutur tentang pengalamannya sebagai seorang guru, entah itu menyangkut
aktivitas harian di sekolah, atau mengenai kegiatan khusus yang diikutinya, misalnya
saja Program Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP). Tema-tema keagamaan, sosial
kemasyarakatan, pendidikan dalam keluarga, dan lain sebagainya, menjadi
tema-tema yang sangat menarik untuk diulas secara mendalam.
Pun
ada yang berbagi pengalamannya sebagai seorang penulis. Dan kesemuanya itu bila
dicermati dengan baik, akan memberikan “sumbangsih yang berharga” bagi
aktivitas menulis yang kita jalani sehari-hari.
Jika
misalnya dirata-ratakan dalam setiap harinya kita berkesempatan membaca
setengah dari hasil karya para peserta kompetisi lomba blog ini, maka jumlah keseluruhan
tulisan yang sudah kita baca sampai hari ini mencapai = 20 tulisan x 14 hari =
280 tulisan.
Meskipun
ada beberapa penulis yang sama-sama menyajikan cerpen atau puisi melalui
karyanya, akan tetapi setiap karya yang dihasilkan tetaplah bersifat “khas”.
Khas di sini mengandung makna bahwa setiap tulisan memiliki penjiwaannya
masing-masing yang mampu dihidupkan oleh para pengarangnya.
Jika
diibaratkan sebagai aktivitas memasak, maka setiap penulis bisa menghasilkan
cita rasa masakan yang berbeda-beda untuk jenis masakan atau menu yang sama. Meskipun judulnya sama-sama
memasak “nasi goreng” atau “sayur cap cay”; namun hasil akhirnya sudah bisa
ditebak bahwa nasi goreng yang dimasak oleh koki A akan memiliki rasa yang
berbeda jika dibandingkan dengan nasi goreng karya koki B.
Bisa
jadi nasi goreng A akan terasa lebih gurih, sedangkan nasi goreng B akan terasa
agak asin atau terlalu manis. Selera dan citarasa setiap koki akan mencerminkan
masakan yang dihasilkannya.
Hal
serupa juga berlaku dalam dunia menulis. Meskipun diberikan tema yang sama atau
diharuskan memakai judul tulisan serupa, akan tetapi setiap penulis akan
menterjemahkannya sesuai dengan kemampuan, selera, dan gaya penulisannya
masing-masing.
Meski
dari segi atau aspek tertentu sebuah proyek penulisan bisa diintervensi atau
dibatasi dengan sejumlah aturan, namun toh ujung-ujungnya hasil akhir
berupa artikel atau tulisan “tetap” tergantung dari para penulisnya. Artinya,
hampir sangat mustahil untuk menyeragamkan isi dan bentuk artikel dari sekian
banyak penulis dalam sebuah kondisi tertentu. Hal yang mungkin dilakukan
barangkali hanya sampai pada format penulisan, pemilihan jenis dan ukuran huruf,
jarak antar baris, hingga soal jumlah kata atau karakter.
Dengan semakin bertambah wawasan dan pengalaman yang kita miliki sebagai seorang penulis, maka hal tersebut akan berdampak secara signifikan pada harya tulis atau artikel yang kita hasilkan dari waktu ke waktu.
Bagi Bapak dan Ibu guru yang merasa
“baru mulai belajar menulis” pada hari pertama, kedua, dan ketiga dalam
rangkaian kompetisi ini, kemungkinan sekarang sudah mengalami kemajuan yang
berarti. Hal tersebut turut dipengaruhi dari aktivitas BW (blog walking)
yang sudah dilakukan selama 2 minggu belakangan. Dan besar harapannya di akhir
kompetisi ini, Bapak dan Ibu guru kian mengalami kemajuan yang berarti dalam
hal menulis. Semoga!
Banjarmasin,
23 Juni 2022
Bapak selalu hebat
ReplyDeleteayo terus menulis
ReplyDeleteMantap...lanjutkan...
ReplyDeleteSiap Om Jay, terima kasih atas semangat dan motivasinya. Terima kasih Ibu Linggar, Ibu Elmi atas kunjungannya. Semangat semua Bu!
ReplyDeleteTulisan yg selalu menginspirasi
ReplyDeletebagus banget bpk, sangat memotivasi saya, trmksh
ReplyDeleteTerima kasih Ibu Mutmainah dan Ibu Roudhotul. Semangat literasi nggih.
ReplyDelete