Seri Motivasi Menulis Bagi Guru (Bagian 19)
Skor
100 yang Diperoleh Di Sekolah (https://www.verywellfamily.com/good-grades-rewards-for-star-student-3129501)
Tak terasa penulis dan Bapak Ibu guru yang mengikuti
kompetisi menulis “Lomba Blog Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang
Terjadi” sudah sampai di hari ke-19. Semoga kita semua masih tetap bersemangat,
ya!
Jika angka 19 tersebut diperhatikan dengan baik, maka
terdapat angka 1 dan angka 9 yang menyusunnya. Bila kedua angka ini dijumlahkan,
maka akan dihasilkan angka 10 yang dinilai oleh sebagian orang sebagai angka
yang sempurna.
Semasa penulis mulai menempuh pendidikan di sekolah dasar
dahulu sekitar tahun 1987-an, angka 10 adalah skor tertinggi yang akan
diperoleh siswa bila mampu menyelesaikan tugas atau PR yang diberikan oleh guru
di sekolah.
Lambat laun angka 10 ini digantikan fungsinya dengan angka
100 yang umumnya diberlakukan di sekolah-sekolah. Selain nilai angka, menurut
pengamatan penulis selama 10 tahun terakhir, juga diberlakukan nilai huruf,
mulai huruf A sampai D, dengan rentang nilai angka yang akan mengikuti
perhitungan KKM di masing-masing sekolah yang relatif berbeda-beda.
Dahulu penggunaan nilai huruf ini hanya diberlakukan di
kampus-kampus atau universitas saja. Nilai A diberikan untuk hasil kerja atau
pencapaian terbaik yang bisa diraih oleh seorang mahasiswa. Dan bila seorang
mahasiswa meraih nilai D biasanya dia diharuskan menempuh ulang mata kuliah
tertentu karena dinilai tidak lulus.
Demikian pergeseran "makna" dari angka-angka yang
dipergunakan di dunia pendidikan kita untuk memberikan skor atau penilaian
kepada siswa.
Sudah pasti semuanya akan berlangsung secara dinamis dan
berkelanjutan. Bahkan tidak mustahil di masa mendatang, nilai atau skor
tertinggi yang diberikan guru kepada siswanya berupa angka 1.000; tidak cukup
hanya 100 atau 10 saja.
Dewasa ini sistem penilaian yang berlaku di media sosial
berbeda dengan apa yang saya paparkan di atas. Untuk menilai apakah sebuah
tulisan atau artikel populer atau tidak populer diketahui dari jumlah views
(tayangan halaman) atau jumlah likes (jempol) yang diperoleh.
Tidak ada jaminan bahwa tulisan yang isinya bagus dan
bermanfaat akan lebih populer dibandingkan tulisan yang mungkin hanya sekedar
copas (copy paste/salin tempel) sana-copas sini. Faktor promosi juga sangat
berpengaruh untuk mendapatkan jumlah pengunjung yang banyak. Selain itu, media
yang memuat tulisan tersebut juga memberi andil yang tidak kecil.
Untuk blog yang dikelola secara pribadi, faktor lain yang
mempengaruhi jumlah pengunjung adalah rutinitas dan konsistensi kita untuk
mengisinya secara berkelanjutan. Makin sering diperbaharui (update),
maka blog kita makin punya peluang untuk terindeks (masuk dalam daftar) mesin
pencari Google.
Namun bila Bapak dan Ibu guru baru mulai ngeblog, tentu
diperlukan proses plus waktu sampai blog Bapak dan Ibu terindeks dalam mesin
pencari Google.
Jika Bapak dan Ibu guru memiliki keinginan dan kerinduan agar
nama Bapak dan Ibu dengan segera terindeks oleh Google, salah satu cara yang
dapat ditempuh adalah bergabung dalam komunitas blog yang anggotanya besar,
misalnya Kompasiana.com.
Mari Bapak dan Ibu guru, teruslah menulis dan menulis dan
buktikan apa yang terjadi nanti!
Banjarmasin,
28 Juni 2022
Salam
literasi dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin
Ya ,semoga yang ikut dan yang ada di graup ini sehat serta sukses selalu ,moga 2 kita adalah peserta yang di masuk di mesin fogle bloger
ReplyDeleteMotivator sejati, kereen
ReplyDeleteKeren
ReplyDeleteMantap pak
ReplyDeleteMantap...lanjutkan pak...jadi buku solo
ReplyDeleteTerima kasih Bapak Rusmana, Ibu Mutmainah, Ibu Ovi, Ibu Sri Wulan, dan Ibu Elmi. Terima kasih atas apresiasinya. Semoga ya bisa menjadi buku solo.
ReplyDelete